Kamar Jiwa menjadi komitmen bagi keempat pria pekerja yang menyukai musik dan mencoba menghidupi hasrat bermusiknya melalui proyek ini. Berawal dari kesederhanaan folk-blues berformat duo, transformasi Kamar Jiwa meluaskan segmen pendengarnya melalui komposisi yang lebih nge-pop.
Terbentuk pada 2019 di Semarang, saat ini beranggotakan Moh. Fitrah Umami, Fauzan Hermawan, Septa, dan Lukman. Tidak hanya semata-mata menyandang instrumen dalam format grup, namun masing-masing personil memegang peran yang berbeda di setiap elemen karyanya.
Tiga tahun berkarya dengan kesibukan bekerja diluar konteks band-bandan, Kamar Jiwa tetap menjaga produktivitas sebagai grup musik dengan melahirkan 3 album hingga 2022 ini. Tiga album tersebut adalah ‘Senja’ (2019), ‘Rumah dan Hujan’ (2020), dan ‘Seperti Bumi’ (2021).
Usaha maksimal untuk mendistribusikan karya ke pendengarnya, Kamar Jiwa memiliki ide untuk merilis karyanya tidak hanya secara digital namun juga rilisan fisik berupa CD. Uniknya, Kamar Jiwa juga membuat RBT (Ring Back Tone) sebagai media promosinya.
Bulan Mei 2022, Kamar Jiwa merilis single berjudul “Asmaradhana” sebagai luapan kerinduan seseorang pada hobi, passion dan juga pekerjaan yang merupakan luapan emosional mereka. Single ini perpaduan dari dua bahasa yaitu Jawa dan Inggris. Keunikan lainnya pada single ini, terpancarkan dari judul dan juga elemen visualnya.
Niat tulus dan nothing to lose saat membawakan lagunya sendiri dalam rangkaian Musik Tanpa Batas mendapatkan respon baik dari para juri (Balance Perdana, Ari Hamzah, Jason Ranti) yang menyaksikan Kamar Jiwa pada tahap babak final menuju CHERRYPOP Festival. Lagu “Tumbuh Untuk Sembuh” dibawakan dengan lantang mengiringi kebangkitan musisi, seniman dan pekerja dari berbagai lini jika seandainya pandemi ini berlalu.
Mereka mengakui CHERRYPOP Festival 2022 sebagai puncak titik balik untuk menaruh harapan kembali pada panggung offline. (*)
Penulis: Christine Natalia
