Dalam Cherrypop Festival yang diselenggarakan pada 10-11 Agustus 2024 lalu di Yogyakarta, ada sederet nama band yang merayakan perjalanan bermusiknya. Festival yang bertajuk “Selamet Bermusik” itu memang selalu mengedepankan gagasan yang unik.
Cherrypop adalah festival yang tujuannya nggak semata mencari laba, setidaknya demikian dituturkan Kiki Pea dalam sesi Workshop Pena Skena di Akademi Bahagia. Risky Summerbee and The Honeythief adalah salah satu penampil yang merayakan 15 tahun album pertamanya, “The Place I Wanna Go”.
Risky Summerbee and The Honeythief lahir pada Maret 2007. Band yang sempat vakum selama tahun 2018-2024 ini telah mengalami berbagai dinamika. Mulai dari kehilangan personel (Erwin Zubiyan) pada tahun 2015 hingga kepindahan Risky ke Amerika untuk menempuh studi doktoral, dalam bidang antropologi di University of Pittsburgh.
Sebagai angkatan 2000-an, saya sudah tak asing lagi dengan nama Risky Summerbee and the Honeythief. Tapi tidak demikian dengan mayoritas penonton Cherrypop. Satu hal yang saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri, bagaimana performance band yang satu ini berhasil menarik para pendengar baru ke depan stage.
Musikalitas para personilnya memang luar biasa. Band ini sebenarnya adalah sebuah project dari para musisi yang menyatukan ide dan gagasannya dalam balutan nama Risky Summerbee and The Honeythief. Genre pilihannya pun tidak biasa. Mereka memulai hadir dalam jalur blues dan psychedelic rock yang kemudian terus berkembang hingga rock, folk, dan eksperimental.
Perihal seperti apa musikalitas Risky Summerbee and The Honeythief saya rasa hanya bisa dipahami oleh orang awam ketika mendengar albumnya tanpa jeda. Memang terasa betul pengaruh barat dalam musik yang mereka sajikan, mulai dari lirik hingga musiknya secara keseluruhan. Tapi percayalah, sama sekali nggak ada buruknya dengan itu setelah eargasm yang akan kalian rasakan.
Saya sungguh tidak berlebihan tentang hal ini. Risky Summerbee and The Honeythief tampil di Cherry Stage pada 11 Agustus 2024 jam 18.00. Tak ingin ketinggalan, saya menanti mereka sejak 17.30. Area depan stage tidak terlalu ramai. Banyak penonton hanya duduk-duduk menikmati senja. Sebagian besar penonton masih berada di Nababa Stage yang baru saja menampilkan Reality Club.
Ketika Risky Summerbee and The Honeythief mulai memainkan lagu pertamanya, “Inside Your Shoes”, belum banyak penonton yang berdiri di depan stage. Saya rasa sebagian besar dari mereka juga merupakan kolega dari Risky Summerbee and The Honeythief atau setidaknya penggemar lama dari era 2000an. Hal ini terlihat dari beberapa bibir yang turut bersenandung.
Beberapa lagu melantun, saya pun melihat semakin banyak penonton yang maju ke depan stage. Meski tidak hafal liriknya, sebagian penonton yang baru datang itu berdansa mengikuti melodi yang disuguhkan sore itu. Saya sempat bertanya pada beberapa penonton di sekitar, ternyata mereka baru pertama kali mendengar Risky Summerbee and The Honeythief di Cherrypop 2024 ini. Semakin banyak lagu yang dimainkan, semakin banyak pula penonton yang mendekat.

Ada satu hal yang membuat saya merinding dan ini bukan soal skill Rizky Sasono (penulis lirik/vokal/gitar), Nadya Hatta (piano/keyboard/noise), Doni Kurniawan (bass), Yuda Hasfari Sagala (drum), atau Yohanes Sapta Nugraha (gitar) yang nggak perlu lagi dipertanyakan.
Mulai lagu “The Place I Wanna Go” hingga lagu terakhir, penonton terus memberikan applause yang sangat meriah. Sungguh, Risky Summerbee and The Honeythief telah menyuguhkan pertunjukan yang lebih dari sekadar band-bandan pada petang itu.
Saya dibuat kagum, merinding, juga haru lewat lagu “Pictures of Yesteryears” yang dikemas dengan visualisasi nostalgic mengenang para seniman yang berperan dalam dunia skena. Sayangnya, “Fireflies”, lagu yang saya nantikan tidak dibawakan saat itu.
Saya membayangkan seharusnya, Risky Summerbee and The Honeythief ini tampil di stage sebesar Joyland Festival bersama musisi-musisi folk dan psychedelic rock yang banyak melebur di sana. Mungkin saja, toh Risky sendiri menyampaikan bahwa mereka sudah siap comeback dengan album baru yang perlahan tapi pasti sedang disusun. Sungguh, saya tak sabar menantikan album baru dengan warna musik berkelas yang mereka tawarkan.
Penulis: Butet RSM, Ibu dari tiga anak, tinggal di Sewon, menyukai musik, suka menulis, menumis, dan menggoreng walau kadang gosong.
Artikel ini merupakan hasil dari program PENA SKENA, sebuah lokakarya dan praktik jurnalisme musik yang diinisasi oleh Cherrypop Festival. PENA SKENA diharapkan bisa mendorong aktivasi jurnalisme musik sebagai salah satu alat pemajuan kebudayaan, yang digerakkan oleh anak muda yang berpihak pada lokalitas.