(Website) Band Mitos A

Jejak Band Mitos di Cherrypop Festival

Salah satu signature milik Cherrypop Festival adalah kemampuannya menghadirkan band-band yang dianggap “mitos” pada deretan penampil sejak tahun pertama diselenggarakan. 

Menurut Kiki Pea, Program Director Cherrypop 2025, mereka disebut mitos karena keberadaannya yang antara ada dan tiada. “Ada di playlist, disebutkan di tongkrongan, tapi jarang bahkan cenderung tidak tercatut sebagai penampil di pertunjukan musik, terutama di festival kekinian,” katanya.

Lantas, siapa sajakah band-band mitos yang pernah dan apa alasan mereka tampil di Cherrypop Festival?

1. Teenage Death Star dan Melancholic Bitch (2022)

Teenage Death Star (TDS) dan Melancholic Bitch–yang kini bernama Majelis Lidah Berduri (Melbi)– “bangkit” dan menyapa penonton Cherrypop Festival perdana tahun 2022. 

Sebelum Cherrypop 2022, tidak ada satu pun promotor yang mengundang TDS untuk bermain di panggung Yogyakarta. Padahal, musik dan merchandise mereka sangat eksis di ruang-ruang populer skena. Misal kaos dengan tulisan ragam jargon TDS seperti “Skill is Dead”, “Fuck Skill Let’s Rock”, atau “Jasa Sedot Skill” sering dipakai muda-mudi nongkrong di kafe langganannya. Begitu pula Melbi, band asal Yogyakarta ini sering kali hiatus, namun lagu-lagunya selalu eksis di jagat maya.

2. Southern Beach Terror, Seek Six Sick, dan Jenny (2023)

Cherrypop 2023 berhasil “membangkitkan” kembali band yang telah vakum lebih dari dua periodisasi pemilu. Ialah Southern Beach Terror, Seek Six Sick, dan Jenny.

Southern Beach Terror dikenal dengan pilihannya yang hanya ingin manggung sekali dalam periode lima tahun. Sudahlah hanya lima tahun sekali, lagu-lagu mereka tak banyak tersedia di layanan musik streaming. Meskipun begitu, pengaruh band ini pada band-band surf rock yang muncul dalam satu dekade belakangan sangat kuat, contohnya The Panturas.

Band mitos kedua di tahun 2023 adalah Seek Six Sick. Band noise rock asal Yogyakarta ini tampil setelah lebih dari satu dekade vakum. Band yang populer di skena underground pada medio awal 2000-an hingga 2011 ini berhasil mengobati kerinduan penggemar dengan penampilannya di Cherrypop 2023.

Selanjutnya ada Jenny. Band yang menjadi asal muasal kemunculan FSTVLST hadir mematahkan mitos panggungnya sendiri setelah memutuskan untuk berhenti di tahun 2011. Kehadirannya dinanti oleh Teman Pencerita (pendengar Jenny) juga Festivalist dan Dara Setara (pendengar FSTVLST) yang semakin ke sini melintasi lapisan generasi.

3. Risky Summerbee & The Honeythief, Sajama Cut, Jirapah, dan Kaveh Kanes (2024)

Tokoh mitologi lainnya yang hadir di Cherrypop 2024 adalah Risky Summerbee & The Honeythief, Sajama Cut, Jirapah, dan Kaveh Kanes.

Setelah memutuskan vakum pada tahun 2016, Risky Summerbee & The Honeythief butuh waktu 8 tahun untuk bisa aktif manggung lagi. Tampil di hari kedua, band asal Yogyakarta ini memainkan set spesial 15 tahun debut album mereka “The Place I Wanna Go” yang dirilis tahun 2009 silam.

Sajama Cut, Jirapah, dan Kaveh Kanes memiliki latar alasan yang mirip-mirip dengan TDS. Beberapa tahun belakangan, karya ketiga band ini santer diperbincangkan di kalangan “anak skena”. Namun, perpanggungan mereka di Yogyakarta terbilang sangat jarang. Tercatat bahwa Kaveh Kanes yang notabene berasal dari Jogja malah sangat jarang tampil di kotanya sendiri. Sajama Cut baru sekali tampil di Jogja, begitu pula Jirapah yang baru manggung pertama kali di Jogja di Cherrypop tahun lalu.

4. The Monophones, Dojihatori, The Milo, The Sastro, dan Kornchonk Chaos (2025)

Tahun ini, lima nama band mitos keluaran 2000-an awal akan menunjukkan kebolehannya menghibur pendengar secara langsung setelah lama tidak hadir di perpanggungan musik. Ialah The Monophones, Dojihatori, The Milo, The Sastro, dan Kornchonk Chaos.

Setelah berangsur menghilang dari pentas sejak memutuskan vakum pada tahun 2008, The Monophones akan menyapa panggung pentas kembali di Cherrypop 2025. Meskipun telah hiatus selama 17 tahun, nama dan sepak terjang mereka masih sering disebut, terutama tiap kali topik soundtrack film Indonesia era pertengahan 2000 dan Aksara Records diperbincangkan. Rilisan fisiknya juga banyak diburu oleh lintas generasi dan masuk ke kategori rare.

Adapun Dojihatori, band britpop asal Yogyakarta juga akan siuman setelah 15 tahun sejak 2009 memutuskan vakum. Band ini sempat mendapat sorotan dari beberapa kalangan pegiat musik underground Indonesia setelah lagu mereka yang berjudul “This Soul” masuk dalam album “LA Lights Indiefest Compilation” pada 2007 silam. Kini mereka telah aktif kembali berkarya dan siap menggaungkan karyanya kembali di atas pentas.

Kornchonk Chaos adalah band yang terbentuk di ISI Yogyakarta pada tahun 2002. Band ini sempat eksis di layar kaca dalam program MTV Unplugged. Dengan karakteristik keroncong modifikasi, lirik jenaka nan absurd, band yang telah lama tidak terdengar kini siap kembali tampil di permukaan.

Bagi pegiat musik di Yogyakarta dan sekitarnya, nama The Milo dan The Sastro masuk ke dalam kategori band mitos. Karyanya eksis di ruang skena hingga sosial media. Namun, pentas mereka di Jogja tak kunjung nyata. Terlebih The Sastro, pentas mereka di Cherrypop 2025 nanti akan menjadi debut bagi band asal Jakarta di Kota Pelajar ini. 


Artikel ini merupakan olahan dari konten berjudul “Menelusuri Band Mitos di Cherrypop Festival dari Tahun ke Tahun” milik Wavecvlt, diunggah ulang oleh Balma Bahira Adzkia

Artikel Rekomendasi

Website Dalam Tahap Pengembangan

Pengalamanmu menjelajahi website Cherrypop mungkin belum sempurna, karena saat ini lagi proses pengembangan konten.