Santet di Cherrypop 2025

Tersantet Mantra Hitam di Cherrypop Festival 2025

Cherrypop dikenal dengan konsistensinya sebagai festival multi-genre, dengan sebagaian besar penampilnya adalah band pop/indie pop. Tahun ini, dengan mengusung tema “Gelanggang Musik”, Cherrypop Festival menyuguhkan total 58 penampil yang lebih beragam dan bisa dinikmati oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga dewasa, bebas memilih ragam musik yang digemari. 

Ada salah satu penampil yang sangat menonjol secara genre musiknya, dan membuat saya tertarik untuk menyaksikannya sejak pertama instagram resmi Cherrypop mengumumkan penampil tersebut, yaitu Santet, legenda ‘Logam Hitam Jawa’ dari Purwokerto. Hal ini tentu sangat menarik, karena yang saya ketahui, Santet jarang tampil di festival-festival multi-genre semacam Cherrypop. 

Saya akui, pihak Cherrypop sangat cerdas dan berani, tidak hanya soal gimmick semata. Selain menghadirkan band yang ‘mengerikan’ di tengah-tengah penampil yang banyak digemari oleh kaum muda masa kini, ini adalah moment yang pas dan merupakan bentuk dukungan untuk Santet yang bakal menggelar tur Eropa, tepatnya di Norwegia dan Swedia, November 2025 mendatang.

Tentu banyak penggemar lama dan penggemar baru yang tertarik untuk menyaksikan sebelum mereka berangkat melantunkan mantra-mantra hitam Jawa di Eropa. Di hari kedua Cherrypop Festival, selesai menonton The Monophones pukul 19.00, saya berlari dari Cherry Stage melawan arus penonton yang hendak menyaksikan penampilan Hivi, ke panggung tengah, Yayapa Stage, tempat Santet akan tampil pukul 19.10.

Melawan arus bukanlah hal mudah, apalagi banyak sekali orang yang berlarian dari bubaran penampilan Bernadya di Nanaba Stage menuju Cherry Stage. Beberapa kali saya hampir tertabrak dan nyaris jatuh, tapi saya tetap bertahan, berusaha menembus kerumunan demi mencapai posisi terdepan di Yayapa Stage.

Setelah menunggu tidak lama, sudah terpasang stand-mic- baphomet dengan mata merah menyala yang digunakan oleh sang vokalis, menambah kesan menyeramkan dalam kegelapan, hingga semakin dekat terasa mantra itu. Saya berdiri paling depan tepat berada di depan stand mic menyeramkan itu.

Benar adanya, saat para anggota Santet memasuki panggung dengan visualnya yang sangar, alunan musik gelap mulai terdengar, dan sang vokalis melantunkan mantranya, saat itu juga saya sudah tidak sadarkan diri. 

Semakin terasa mantra hitam itu merasuki tubuh, saya pun otomatis turut menggila dengan melakukan headbang bersama para penonton lain tanpa pemanasan, yang mengakibatkan leher saya harus ditempel beberapa koyo selama dua hari setelahnya.

Hal yang paling membuat saya terkejut dan semakin menggila adalah ketika mereka tiba-tiba membawakan lagu favorit saya, “Hallowed Be Thy Name” dari band favorit saya, Iron Maiden yang menjadi salah satu concert-wishlist saya. Ketika intro iconic lagu tersebut dilantunkan saya sontak langsung berteriak ….whoaaaaa!

Saya semakin menikmati penampilan mereka hingga tidak sadarkan diri, bahkan setelah selesai saya baru sadar bahwa kacamata minus warna pink yang saya kenakan itu hilang tanpa jejak. Memang benar adanya, saya tersantet mantra hitam di Cherrypop Festival hari kedua. (*)

Penulis: NH. Dewantara

Artikel ini merupakan hasil dari program PENA SKENA, sebuah lokakarya dan praktik jurnalisme musik yang diinisasi oleh Cherrypop Festival. PENA SKENA diharapkan bisa mendorong aktivasi jurnalisme musik sebagai salah satu alat pemajuan kebudayaan, yang digerakkan oleh anak muda yang berpihak pada lokalitas.

Artikel Rekomendasi

Website Dalam Tahap Pengembangan

Pengalamanmu menjelajahi website Cherrypop mungkin belum sempurna, karena saat ini lagi proses pengembangan konten.