Tuntas membesut film dokumenter bertajuk ‘Gelora Magnumentary: Saparua’, film dokumenter yang bercerita tentang pergerakan musik rock dan metal di Bandung, Alvin Yunanta digandeng iKonser Channel dalam proyek Rekam Skena 2022. Sepak terjang Alvin di belantika musik dan dokumenter sudah ia arungi sejak 1996. Sehingga tak diragukan lagi, jika perintis Yayasan Irama Nusantara ini bersanding dengan Anggun Priambodo sebagai fasilitator.
“Gue pribadi selalu menganggap orang-orang Jogja hebat-hebat, jadi ketika ada orang Jogja yang ngajak itu suatu kehormatan. Sejak awal gue udah ‘iya ayo-ayo’ apalagi konsep Rekam Skena ini menarik,” ujar sutradara kelahiran Bandung ini.
Sebagai seorang penggiat film, Alvin justru begitu tertarik dengan konsep Rekam Skena yang menyasar orang-orang di luar sineas. Terlebih target yang dituju adalah pelakon yang dekat, bahkan ada dalam lingkaran skena musik.
“Sinematografi bagi sineas sudah hal yang biasa. Akan tetapi ketika dokumenter terbuka untuk publik itu sangat menarik,” jelasnya.
Pasca proses kurasi yang melahirkan lima besar karya, Alvin menangkap sinyal-sinyal keunikan dari konsep rancangan peserta. Mulai dari terpincut judul “Tuhan, Masukkan Aku ke Dalam Skena” inisiasi 7 Days-Off. Alvin menilai karya ini mengangkat sistem komunitas kreatif yang melakukan sesuatu hal yang tidak lazim.
Gitaris Teenage Death Star ini mengaku tersihir penggambaran dan pemahaman detail yang disajikan Rockin Spades Rockabilly. Konsep yang menawarkan perkawinan Rockabilly tumbuh bersama kearifan lokal di Jogja. Keciamikan konsep isu perempuan dalam skena EDM (electronic dance music) yang dikupas Tuttifruti. Karya “Di Balik Lantai Dansa” ini pun turut menggaet DJ senior sebagai informannya.
Hasrat Alvin menginginkan pengulas skena skinhead terjawab dengan kehadiran enJOi!. Apalagi perkembangan skena ini sejak awal kemunculan di 90-an, hari ini telah mencapai kematangannya. Terakhir, konsep apik yang tak kalah jadi sorotan Alvin adalah milik Spasi Latar. Kompilasi skena blues dan Beatles yang mampu melebur dan direpresentasikan pada satu sosok.
“Ini benar-benar awalan yang baik, belum pernah ada yang melakukan hal ini. Idealnya dapat dilakukan ke berbagai kota dan terus-menerus. Berekspansi, mencari, dan menularkan ini,” harap Alvin. (*)
Penulis: Arinda Qurnia