Teenage Death Star feat Vincent Rompies di Cherrypop 2022

Sudah 20 tahun Teenage Death Star (TDS) berdiri, namun mereka hanya membuat satu album berjudul ‘Longway to Nowhere’ yang dirilis pada 2008. Bagi TDS, membuat album itu tidak sulit, yang sulit adalah membuat album tapi bisa dinikmati selama bertahun-tahun.

Dalam menyelami jagad permusikan, secara terang-terangan Teenage Death Star mengusung “Skill is Dead” sebagai motto. Para personil TDS selalu berkelakar bahwa mereka tidak mempunyai kemampuan mumpuni dalam bermusik. Lalu untuk apa TDS dibentuk? Jawabannya karena ingin mencari pacar. Ya, begitulah adanya mereka.

Band yang berasal dari Kota Kembang dengan anggota tetap lima personil yaitu; Sir Dandy (Achong) di vokal, drumer Firman Zaenudin, gitaris Alvin Yunata, basis Satria Nurbambang, dan gitaris Helvi Sjarifudin ini namanya selalu moncer di kalangan anak muda.

Pada setiap penampilannya, Teenage Death Star selalu membuat penontonnya geleng-geleng kepala, kasusnya banyak, di antaranya membawa tempat sampah ke atas panggung untuk tempat muntah, drummer izin ke toilet di tengah konser berlangsung, alat musik dan microphone yang diberikan kepada penonton, dan macam-macam lainnya.

Hal gila semacam itu justru menciptakan kesan tersendiri, tak ayal jika TDS selalu ditunggu di atas panggung oleh para fansnya. Walaupun demikian, mereka justru membatasi jadwal manggungnya. Bisa dikatakan TDS hanya manggung 2-3 kali saja di wilayah Bandung dan Jakarta. Namun pengecualian jika jadwal manggungnya di luar kota tersebut, seperti CHERRYPOP 2022 yang digelar di Yogyakarta. Pada kesempatan ini gitaris Helvi berhalangan, karena itu posisinya digantikan oleh Vincent Rompies.

Bagi TDS, Kota Pelajar sangat dinanti-nantikan lantaran terakhir kali manggung di kota ini sekitar tahun 2010 silam. “Line Up-nya juga mantep-mantep. Ada The Dare dari Lombok, bahkan band yang jarang muncul di publik kayak Melancholic Bitch juga ikutan tampil, ujar Alvin.

Selain kangen suasana di kota ini, Alvin menambahkan bahwa menurut statistik, banyak muda-mudi Jogja yang melarisi merch dari Teenage Death Star.

Terkait larisnya merch TDS di kota Jogja atau bahkan kota lainnya, mereka mengatakan bahwa hal itu berjalan secara ‘organik’ saja. Dalam artian tidak ada marketing yang sistematis. Hanya saja, TDS  mempunyai toko bernama Teenage Death Store yang dikelola lima orang, salah satunya Firman.

Teenage Death Star juga mengadakan festival pada akhir 2022 dengan konsep sayembara terlebih dahulu. Sayembara tersebut menyeleksi orang-orang yang mau dan tidak malu mengirimkan karyanya dalam wujud audio.

Jika lolos penilaian, maka akan diajak ikut kompilasi bersama TDS yang kemudian ditampilkan dalam festivalnya. Hal itu semacam spirit bagi “seniman pemula” karena bagi TDS,“Jangan pernah malu untuk berkreasi dalam bidang apapun, walau skill kalian terbatas”. (*)

Penulis: Khoirul Atfifudin

Teenage Death Star feat Vincent Rompies saat ‘live interview’ di Cherrypop 2022