Snapinsta.app_1080_300844875_447029154033466_7156509899343793172_n-750x500 (1)

Cherrypop Festival dan Misi Menghidupkan ‘Band Mitos’

Acara-acara festival musik tak terbendung lagi. Gempuran ini tak terhindarkan lagi setelah pandemi selesai. Semua berlomba menyuguhkan konsep yang berbeda. Salah satu yang menarik perhatian adalah Cherrypop Festival. Apa yang membuat festival ini spesial?

***

Ahmad Sobirin (46) mulai membakar rokoknya. Sejenak bertanya kabar lalu mulai bercerita tentang Cherrypop Festival. Acara ini sudah ia gagas sejak tahun lalu. Idenya sederhana: ingin membuat muara aktivasi untuk kompetisi band baru di iKonser.

iKonser sendiri adalah platform channel televisi musik berbayar yang ada di  Indihome TV yang menyediakan konser musik secara virtual. Mereka mempunyai program kolaborasi dengan Prambanan Jazz dan Jogjarockarta untuk menampilkan band baru yang menjanjikan. Namun, mereka memutuskan untuk membuat aktivasi yang berdiri sendiri setelah melalui berbagai pertimbangan.

“Pada tahun pertama penyelenggaraan [Cherrypop] skalanya nggak terlalu besar karena masih pandemi dan juga hanya untuk muara aktivasi. Tapi, saat itu kita melihat responsnya kok menarik,” ujar Ahmad Sobirin yang akrab dengan sapaan Asob.

Cherrypop Fun. Itulah tajuk acara yang mereka pilih. Tak ada makna tertentu dari nama tersebut. Cherrypop terpilih karena nama ini mudah untuk diucapkan dan gampang diingat.

Saat itu, mereka mencoba menjadikan Yogyakarta sebagai melting pot. Tak main-main, line up yang dihadirkan istimewa. The Dare (Lombok), Silampukau (Surabaya), Teenage Death Star (Bandung), Sangkakala (Jogja), dan Melancholic Bitch (Jogja). Hasilnya sesuai prediksi. 1.500 tiket ludes terjual.

“Tiga band yang kita datangin waktu itu jarang sekali main seperti Melbi (Melancholic Bitch-Red), Teenage Death Star, dan Silampukau. Itu yang akhirnya jadi embrio Cherrypop di tahun kedua ini,” ucap Asob.

“Ternyata dengan konsep band-band yang dalam tanda kutip nggak familiar atau nggak terlalu banyak dimainkan di festival lain itu justru diminati,” tambahnya.

Menghidupkan ‘band mitos’ sebagai signature festival

Asob mengakui, branding Cherrypop Festival memang dipikirkan secara serius. Oleh karena banyak festival musik yang ada, mau nggak mau festival ini harus punya karakter dan positioning.

Untungnya, orang-orang yang menggawangi Cherrypop Festival bukan pemain baru di dunia pertunjukkan musik. Ada Prambanan Jazz dan Jogjrockarta yang juga mereka terlibat di dalamnya. Sebelum mengembangkan konsep festival, pihaknya pun sudah memetakan beberapa festival musik serupa yang dekat dengan pasar Cherrypop.

“Kalau Synchronize Festival ini kan movement. Sedangkan Pestapora ya berpesta, event yang orang-orang betul-betul have fun di situ,” ucapnya.

Dari perbandingan-perbandingan beberapa festival tersebut, iKonser mencoba meng-create sendiri apa yang harus jadi signature Cherrypop Festival. Sejauh ini mereka bersepakat bahwa festival ini akan selalu memainkan band mitos.

“Itu [band mitos] yang harus ada setiap tahun. Kemudian untuk line up musisi lainnya itu mungkin semua festival akan memakai para artis ini. Cherrypop hanya mengkurasi yang sesuai dengan konsep,” papar Asob.

“Dulu pernah ada kayak Lockstock Festival di Jogja. Jadi memang kayaknya kita mengarah ke arah sana untuk pilihan line up-nya. Lockstock itu sempat besar dulu. Festival jogja yang punya trademark,” kata Asob.

“Saya pikir karena Jogja udah ngga ada yang begitu ya kita mencoba ke sana,” imbuhnya.

Salah satu misi dari Cherrypop selain menghidupkan kembali band mitos adalah mewadahi band Jogja untuk punya “panggung besar” sendiri. Itu lah kenapa kemudian Cherrypop Fun pada tahun 2022 menampilkan Melancholic Bitch sebagai headliner, bukan Teenage Death Star atau yang lainnya. Tahun ini juga sama, banyak band-band yang populer dari berbagai daerah, namun di hari pertama sebagai headliner adalah Seek Six Sick dan Majelis Lidah Berduri akan jadi headliner di hari kedua.

Artikel ini bisa dibaca selengkapnya di Mojok.co, ditulis oleh Purnawan Setyo Adi

10-11 AGTS 2024

LAPANGAN KENARI, YOGYAKARTA